Pages

Tuesday, November 27, 2012

28 November 2012 - Papi adalah guru semangat Yuyu -



Satu Ayah lebih berharga dari 100 guru disekolah 
– George Herbert -


Sudah hampir setahun piano yang dibeli dengan cara dicicil itu berada di rumah kami dan cicilannya pun masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sementara itu, dentingan yang mula-mula sederhana mulai meningkat menuju nada-nada musik yang mulai berirama cepat dengan tekanan-tekanan yang semakin sulit. Disisi lain, dentingan nada yang awalnya sering didengar itu kini mulai terdengar jarang. Ada apa gerangan?

"Papi, yuyu mau berhenti les piano." pinta yuyu suatu ketika di pagi yang mendung. Seketika seperti ada kilat yang menyambar diriku seiring dengan mulainya gerimis di awal musim hujan yang terlambat ini. "kenapa yuyu mau berhenti?" kataku dengan nada yang dibuat tenang. "yuyu pengen aja, bosen main piano,"jawabnya. "hmm, kalo gitu papi mesti berhentiin les piano yuyu dong?"tanyaku hati-hati "iya pi"jawab yuyu pasti. "kalau begitu nanti piano-nya mesti papi jual dong?"lanjutku lagi dengan penuh harapan cemas bahwa yuyu akan menolak pianonya dijual, "iya pi, dijual aja...." Duarr!!!!, petirnya menyambar setelah kilat dan telingaku berdenging....respon awalku adalah apa yang salah? Bagaimana mungkin yuyu yang dulu minta piano dengan semangat belajar yang luar biasa tiba-tiba berubah hendak berhenti main piano? (kalau tidak ingat cerita semangat yuyu belajar piano, bisa direfresh ke cerita: 29 September 2011 -Minuet-).

Kini saatnya aku harus mengeluarkan salah satu kartu jokerku yang paling luar biasa pada yuyu, yang sering aku gunakan disaat-saat aku terdesak dan kalah untuk memaksakan kehendakku padanya, yakni intimidasi untuk menceritakan masalah ini kepada semua orang yang kukenal. Maka dengan wajah sesantai mungkin aku berbicara dengan yuyu lagi, "kalau begitu papi mesti mengabarkan kabar sukacita ini keseluruh penjuru dunia." Yessssss.....berhasil, yuyu mulai mengambek mendengar kalimatku itu. Dalam pikirannya, semua orang akan tahu kalau ia berhenti les piano karena......bosan hehehehehehehe. Dan seakan Tuhan menjawab doaku tersebut, pagi itu aku bertemu dengan Kevin, salah seorang temanku yang dikenal juga oleh yuyu. "Papi boleh cerita ke om Kevin kan yu?" kejarku dengan cepat dan penuh kemenangan. Yuyu meninggalkanku dan tidak mau bertemu dengan Kevin karena.....ngambek.

Dalam perjalanan pulang, pada saat yuyu tidak mau berbicara padaku, aku berpikir jika kartu joker pun tidak berguna pada saat kugunakan, maka ada masalah mendasar yang membuat yuyu tidak mau main piano lagi.....apa itu ya? bagaimana aku bisa tahu? dan kalaupun tahu bagaimana bisa membantunya? Aku buta piano dan musik, jangankan membaca tangga nada yang bagiku seperti ular tangga, memainkan nada dengan satu tangan dipiano saja sudah cukup sulit bagiku, jadi bagaimana aku bisa membantunya jika memang tahu masalahnya? Akhirnya kuputuskan bahwa aku harus mencoba untuk mencari tahu dan jika memang nanti tidak tahu aku mesti lapor ke guru pianonya.

Sesampai dirumah, aku melapor pada istriku bahwa yuyu hendak berhenti main piano, diluar dugaan, istriku sudah mengetahuinya....jadi aku adalah orang terakhir yang tidak tahu apa-apa tentang masalah ini dan masih mencicil piano tiap bulan pula?? Semangatku hidup dan membara melihat situasi seperti ini, aku mulai membuka pembicaraan lagi dengan yuyu, menanyakan lagi sampai dimana pelajaran pianonya dan bahkan memintanya memainkan lagu yang kami suka. Setelah itu, aku bertanya tentang lagu yang telah dipelajarinya terakhir serta memintanya untuk dimainkan pula......yuyu terlihat tidak siap dan lagu tersebut dimainkan secara berantakan. Sejenak aku berpikir, lagu ini memang sulit karena ada dua balok nada yang harus dimainkan dengan kedua tangan mesti sinkron dan saling mengisi. Pada awal yuyu bermain piano, aku masih turut mengajarinya, tetapi lebih ke arah penekanan perasaan ke dalam setiap lagu yang dimainkan yuyu dan aku tidak perlu sok untuk mengerti dan menguasai tangga nada yang memang tidak kumengerti sama sekali.

Namun untuk kasus lagu ini, ada beda yang menjurang, aku tidak bisa menekankan perasaan yuyu ke dalam lagu itu karena.....yuyu tidak menguasai lagunya, tetapi ada satu hal yang aku mengerti, jika nadanya sulit dimainkan oleh dua tangan maka mainkan dulu dengan satu tangan, jadi kalau kedua tangan sudah hapal dengan nada-nya maka barulah disinkronkan. Yuyu menuruti saranku dan mencoba mensinkrokan nadanya dengan cara memainkan balok nada atas sebanyak sepuluh kali dengan tangan kiri dan balok nada bawah sepuluh kali dengan tangan kanan kemudian bermain sinkron dengan kedua tangan, just as simple as that and then the miracle happen.....yuyu terkejut karena ia telah bisa memainkan lagunya dengan lebih baik. Aku tersenyum dan berkata padanya "papi rasa kamu sudah siap untuk mainkan lagu itu ke miss-mu deh"

Saat yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang, yuyu pulang dari les piano dan berkata padaku dengan bangga "papi, kata miss aku bisa lanjutin ke buku tes musik" "oya? trus gimana rencanamu untuk berhenti les piano?" tanyaku lagi. Kalimat jawaban selanjutnya dari yuyu membuatku terjaga "ngapain berhenti les piano, kan ada papi yang jadi guru semangat yuyu?"

Papi adalah guru semangat yuyu.....apakah ini janjiku kepadanya ataukah ini ucapan terima kasih tulusnya padaku? jika ini janjiku maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk tetap menjadi guru semangatmu yu....


PS.
1. For your kind interest, the song that my daughter should learned called: Down By The Bay - one of classical song that should be learned during basic piano lesson, you could find it on:
http://www.youtube.com/watch?NR=1&v=Lk6MnqBf2H8&feature=endscreen
2. Special Thanks for Kevin Mardhi to be appear on live scene as my Daddy-Daughter Story's witness. GBU

Friday, May 25, 2012

5 May 2012 - Happy Birthday my Sweet Little Girl-


Our lives are made in these small hours
These little wonders, these twists and turns of fate
Time falls away but these small hours
These small hours still remain...
-Footage of Little Wonders's Song-

Seven years ago on the same date and month just like today, that little baby were born. Her cries were overwhelmed the maternity alley and suddenly woke me up from my desperate bide. My legs trembled when i start to run and chase over the nurse that drove a baby cart from where the cry belongs. "is she my baby, nurse?" asked me, "yes sir, she is, congratulation for your baby daughter born" replied her without turned her heads or broke her hasten steps to carry my little yuyu up to be washed. My pace were stopped at the baby room and I could no longer follow her inside and saw her been washed nor to look what the nurse did to her, i just could starred their shadow from the closed curtains.

As the curtains opened on the next thirty minutes, my little yuyu has been covered with blanket and started to yawn. Just on the seconds, she start to cry again and now as her lungs already filled with the air, she screamed her voice out that was so loud, just to shock the other babies and triggered a choir of babies cry along the room. At that moment i was inadvertent crying a bit and mumbled "welcome to our family, yuyu...". That tears were some kind of puzzled emotions consist of happiness, worry, miracles, outstanding and all of other feelings mix in one. She just born on that morning and from that time, she will filled our family life up and gave us the starting point to taste the parental experiences, an everlasting experience that should be learned by both of us until she is ready to confront the reality.


Our parental learning experiences were draw with so many colors, consist of sort sad and happiness stories. There was a time when she should enter a hospital caused by our failures to learn that every children need their parents on their side to look after them. There also a time when we shall dealt with natural disaster and how i shall carried her on my neck with my right hand and umbrella on the left hand and crossed the flooding which already meet my upper chest at midnight. She was just one and a half year that time.


Today, Its been a while when time passes by and sometimes it was so fast for me to realize that my little baby already reach her seven years. She grew from her first yawn, first cry and her first step. All of her first act seem just like a life picture of yesterday and those initial love become as strong as her growth. I just could not express the feeling of my pride to be her father on how she will hop in happiness just to fetch me up when i got home on many evenings and how she will patiently wait for me to assist her learning just to boost her confidence up to meet her test in school or how she will suddenly call me just to know when will i went to home.

I just wish that it would be everlasting enough for me to be her shoulder to lean of, even though that some day in the near future, she will leave us to start her own family.....

Happy birthday yuyu, a best wishes from papi will always be with you everyday......

Thursday, May 17, 2012

25 April 2012 -Gmana cara membuatmu mau membaca ya yu? (extended part)-


"There are many little ways to enlarge your child's world. Love of books is the best of all."
~ Jacqueline Kennedy

Pengalaman kami untuk membuat yuyu membaca pada saat ia berusia 3,5 tahun memang mengalami kemajuan, namun kemajuan tersebut tidak menjadikan yuyu sering dan suka membaca. Di usianya yang beranjak ke tujuh tahun, ia tidak lagi suka membaca dan kemampuan membaca-nya masih bersifat standar alias masih tetap malas membaca, meskipun telah mampu membaca. Situasi ini membuatku prihatin dan berpikir untuk terus merangsang yuyu agar mau dan suka membaca. Sebenarnya aku tidak berharap yuyu menjadi kutu buku seperti aku, tetapi setidaknya ia bisa mirip mami-nya yang suka membaca buku jika memang diperlukan. Bagaimanapun, buku merupakan jendela dunia dan dari bukulah seseorang bisa memperoleh pandangan yang luas tentang apa saja yang ia inginkan. Berikut ini beberapa cara yang telah kucoba untuk membuat yuyu mau membaca. 


1. Berlangganan majalah anak-anak 
Siapa yang tidak kenal Bobo? hampir semua anak di Indonesia kenal Bobo. Bagi aku dan istriku, Bobo merupakan majalah anak-anak yang menyertai kami dalam proses menuju dewasa. Latar belakang tersebut menjadikan yuyu kecil telah menjadi sahabat Bobo dimulai dari majalah Bobo Junior dan berlangsung hingga majalah Bobo. Meskipun sering membaca Bobo, tetapi kerap kali ia hanya membaca bagian yang ia senangi dan itupun tidak banyak. Hingga sekarang, majalah Bobo tetap menjadi langganan karena sangat membantu yuyu ketika ia harus menyiapkan pekerjaan kliping sekolah. 


2. Membelikan dan membacakan buku dongeng. 
Salah satu resep agar anak mau membaca adalah menimbulkan keingintahuannya tentang buku. Rasa keingin-tahuan tentang buku bisa dimulai dengan cara sederhana yakni membacakan dongeng sejak anak kita masih kecil. Meskipun kami memulai langkah ini dengan terlambat, tetapi keyakinan bahwa tidak ada sesuatu yang terlambat di dunia ini mendorongku membelikan sebuah buku dongeng yang berisi 365 dongeng. Jadi dalam buku tersebut tersedia begitu banyak dongeng yang bila dibacakan satu dongeng per hari bisa selesai dalam waktu satu tahun. Dalam prakteknya, yuyu kerap meminta kami membacakan dongeng....tetapi rasa ingin tahu untuk membaca tetap tidak tumbuh dalam dirinya, yang tumbuh malah ketergantungan untuk minta dibacakan dongeng :-D 
Meskipun cara ini belum berhasil, kami berdua masih keras kepala memakainya sembari mencari cara lain. Setidaknya investasi buku dongeng ini masih bisa dilanjutkan pada yu el, anak kedua kami.


3. Menawarkan koleksi buku yang disukai
Yuyu suka komik bergambar dan kesempatan ini tidak ku sia-siakan. Aku mengajaknya untuk mengoleksi buku komik yang ia sukai, tentunya buku komik yang dipilih sesuai dengan standar yang kita sepakati bersama. Yuyu dan aku memutuskan untuk mengoleksi komik smurf. Menyadari kesempatan untuk membuat yuyu membaca telah datang didepan mata, dengan tidak tanggung-tanggung aku memesan tiga buku komik Smurf langsung sebagai investasi awal dan mengajaknya membaca. Rasanya senang ketika melihat ia menikmati bacaan komik smurf sembari aku juga ikutan membaca komik tersebut. Waktu aku membaca komik smurf, timbul perasaan janggal......aku kesulitan untuk mengartikan arti kata "smurf" seperti contoh; papa smurf men-smurf-kan tulisan yang telah di-smurf oleh smurf penyair. Alamak, jika aku saja kesulitan untuk mengartikan kata "smurf", apalagi yuyu? Benar saja, tak lama setelah satu buku dibaca, ia mulai bertanya tentang arti kata "smurf" di dalam komik smurf, hasilnya menjadi jelas, buku smurf tidak laku lagi untuk dibaca, karena kami sama-sama kesulitan mengartikan arti kata "smurf" secara keseluruhan dalam komik tersebut.


4. Membaca ayat Alkitab saat teduh
Istriku dalam kesehariannya sering melakukan saat teduh, salah satu kegiatan dimana seseorang melakukan kontak dengan sang Pencipta melalui keyakinannya yang dalam hal ini adalah Kristen. Secara tidak sengaja, yuyu ikut bergabung dengan maminya berdua untuk melakukan saat teduh dan ketika memasuki fase membaca Alkitab, yuyu dengan senang hati dan antusias membacakan ayat-ayat yang ada di Alkitab. 


Bagi kami, membaca ayat alkitab disaat teduh itu merupakan salah satu titik terang untuk menumbuhkan minat membacanya. Aku sadar, ternyata selama ini usaha kami untuk menumbuhkan minat yuyu untuk membaca hanya bertumpu pada bagaimana mengupayakan bacaan yang disenangi olehnya tanpa melihat kenyataan bahwa sebenarnya yuyu ingin membaca bersama-sama dibarengi oleh kami sebagai orang tuanya. Sekali lagi kami belajar, bahwa menyayangi anak-anak bukanlah dengan menyediakan materi yang berlebihan, tetapi lebih banyak bertumpu pada penyediaan waktu yang berkualitas untuk bersama-sama melakukan pekerjaan yang mereka senangi. 


Sekali lagi papi melakukan kesalahan dan belajar dari kenyataan yang sederhana dalam kehidupan ini......terima kasih yuyu telah mengingatkan papi.....

Thursday, April 12, 2012

9 April 2012 -Selamat Jalan Kung Kung-

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
2 Timotius 4:7-8


Pagi hari ini kung-kung kami meninggal. Kung-kung adalah sebutan yuyu untuk kakek dari ayah kandung istriku. Sudah hampir 4 bulan kung kung dirawat karena jatuh dari lantai kamar mandi di rumahnya. Sejak jatuh hingga hari dimana ia meninggal, kung kung hampir tidak pernah sadar dan berbicara lagi kepada kami. Bagi kami, kehilangan kung kung hari ini sebenarnya merupakan faktor penentu dari hubungan yang tidak pasti selama hampir 4 bulan ini. Meskipun sedih, kami merelakan kepergiannya dan bersyukur ia telah lepas dari penderitaan di dunia ini dan kembali ke Sang Pencipta.

Hubungan yuyu dengan kung kung mungkin kurang dekat karena faktor jarak lokasi yang berjauhan, usia diantara keduanya dan karakter kung kung sendiri yang memang cenderung pendiam. Tulisan ini sendiri dibuat agar Yuyu sedikit banyak dapat mengetahui cerita tentang pribadi kung-kung yang telah meninggalkan dirinya.

Kung kung lahir pada masa republik ini masih belum merdeka dan sedang berjuang untuk itu. Ia merupakan anak tertua dari 8 bersaudara, masa-masa itu merupakan masa sulit yang tak perlu diceritakan, sehingga mengharuskan ia menjadi orang kedua setelah ayahnya yg bertanggung jawab utk keluarga. Kung kung mengorbankan masa sekolahnya untuk bekerja dan ia membantu menyekolahkan adik-adiknya, membesarkan mereka hingga berkeluarga satu demi satu.

Rumah keluarga mereka di cepu merupakan saksi dari kerja keras kung-kung dalam mengumpulkan saudara2nya, yang satu demi satu ia lepaskan dengan mandiri. Kadang untuk tujuan tersebut, kung kung harus mengorbankan waktu, tenaga dan dana yg diperuntukkan bagi keluarganya, kasih sayangnya terhadap saudara2nya kadang membuat dirinya terkesan tidak tegas bagi keluarganya sendiri, sebuah konsekuensi yang diterimanya dengan sabar.

Kesabaran kung-kung ibarat langit tak berbatas, nada suaranya hampir tidak pernah tinggi, perdebatan dengan pho-pho bahkan mirip seperti dua orang yang sedang berdiskusi. Jika marah, kung kung lebih banyak menghindar dan diam. Perselisihan adalah hal yang tabu bagi dirinya, mengalah adalah pilihannya. Sepanjang ingatan mami, ia tidak pernah dipukul oleh kung kung, kecuali omelan biasa yang tidak panjang lebar. Bagi kung kung, dirinya adalah prioritas belakangan, orang yang menurutnya lebih penting akan selalu diprioritaskan, bahkan bila perlu dengan mengorbankan dirinya.

Selain kesabaran, kung kung juga memiliki keyakinan yang kuat, sekali memilih pantang untuk berhenti di tengah jalan, ia akan melakukan langkahnya dengan pasti tanpa penyesalan dan dalam setiap langkahnya, terdapat iman yang teguh, Tuhan adalah pemimpinnya.

Dimasa tuanya, kung kung yang lelah bekerja, hidup dalam kesederhanaan, tangannya yang dulu kuat tidak mampu lagi utk mengangkat beban berat, matanya yang dulu cermat dalam bekerja terkikis habis oleh usia, diabetes menjadi penyakit yang menyertai dirinya mirip sahabat setia. Namun setiap menatap mata kung kung, papi selalu melihat sorot mata kebanggaan dari seorang kakak. Seorang kakak yang bertanggung jawab sedemikian besar bagi orang tuanya dan berkorban sedemikian besar bagi adik-adiknya. Sungguh kualitas seorang kakak yang tidak ada duanya.

Yuyu, seorang kakak tertua mewarisi semangat dari kedua orang tuanya untuk melindungi adik-adiknya. Kakak tertua punya tugas dan tanggung jawab yang berat untuk membuat dirinya secepat mungkin menjadi mandiri dan kemudian berusaha untuk membuat adik-adiknya untuk menjadi mandiri juga. Ingatlah itu yu, kamu adalah teladan bagi mereka adik-adikmu, dari kamulah mereka belajar untuk bersatu atau pecah berantakan.

Hari ini, ketika kung kung berpulang, papi berharap mami bisa memahami nilai perjuangan yang telah kung kung lakukan selama ini, perjuangan itu layak mendapatkan kebanggaan terdalam di hati setiap anak-anak kung kung, termasuk mami, karena kung kung, lepas dari segala kekurangannya merupakan perwujudan sempurna dari gambar dan rupa Tuhan selaku gembala yang baik bagi adik dan keluarganya.

Wednesday, March 7, 2012

7 Maret 2012 -Gmana cara membuatmu mau membaca ya yu? (prelude)-


Cerita ini dibuat di suatu hari di tahun 2008 ketika putri kecil kami masih berusia 3,5 tahun dan akan menjadi dasar dari cerita selanjutnya yang sesuai dengan judul diatas.


Sudah beberapa kali kami berusaha untuk membuat Yuyu dapat melafalkan huruf sehingga nantinya ia tidak kesulitan untuk masuk dan belajar di taman kanak-kanak. Beberapa cara sudah dilakukan antara lain, membeli satu lembar karton yang berisi huruf dari a-z, setelah memasang karton tersebut di dinding, kami mulai mengajarinya untuk menghafal huruf tersebut. Kesulitan datang karena Yuyu tidak suka belajar, tidak ada anak yang suka belajar ketika seharusnya ia bermain, walhasil ia hanya mau mempelajari huruf a-i, itupun dengan lafal yang sengaja disalahkan olehnya, setelah gagal dengan metode menghafalkan, istri menyarankan untuk mengubah metodenya dengan menempelkan kata2 disekitar benda-benda yang mudah untuk dilafalkan, seperti tulisan meja di meja belajarnya yang kecil, tulisan teve di televisi dan lain-lain. Ide ini juga tidak berjalan dengan mulus karena baik Yuyu maupun kami malah sama sekali tidak pernah menaruh perhatian atas tulisan tersebut.

Ide cemerlang datang lagi dari istriku yang memang punya ambisi besar untuk membuat Yuyu pandai membaca, ia membeli sekotak kartu yang berisi huruf a-z dan mulai mengajarnya dengan metode…..menghafal, kesalahan ini kami ulangi lagi karena kami masih tidak sadar bahwa putri kami sebenarnya ingin bermain. Setelah melalui protes keras yang berujung pada pemberontakannya untuk belajar, aku sadar, metodenya yang harus dirubah. seharusnya aku mencoba untuk mengajaknya bermain, akhirnya aku menciptakan kata-kata sederhana yang akan kita pakai untuk bermain, seperti papa, mama, kaki, dan lain-lain setelah itu kami mulai mencari hurufnya, aku melihat betapa bersemangatnya ia untuk mencari huruf-huruf itu dan kami berlatih untuk mengingat hurufnya. Sesekali aku "berpura-pura" lupa hurufnya dan ia dengan bahagia membetulkan huruf yang salah tersebut.

Permainan jadi lebih seru ketika huruf yang dikumpulkan sudah lengkap dan sekarang tinggal proses menatanya, sekali lagi kita bermain untuk menyatukan huruf tersebut sehingga lafalnya pas dan oh....betapa menyenangkan dan mudah baginya untuk menghafalkan huruf daripada ketika kami memaksanya. Bahkan ketika tulisan ini ditulis, Yuyu sudah punya kemampuan untuk memasang huruf tersebut menjadi satu kata yang mudah, tentu dengan sedikit kesalahan yang entah disengaja atau tidak, seperti kata papa menjadi apap, kaki menjadi akik, tapi yang penting kami bermain sambil belajar.

Yuyu masih berumur 3,5 tahun dan masih ingin bermain, dia adalah anak kami yang masih membutuhkan banyak permainan untuk menggali kreatifitasnya....aku bukan ayah yang baik ketika memaksanya belajar karena ia masih ingin bermain...

10 Desember 2011 -Carrot and Stick for Ulangan Umum-

Carrot and stick (also "carrot or stick") is an idiom that refers to a policy of offering a combination of rewards and punishment to induce behavior. It is named in reference to a cart driver dangling a carrot in front of a mule and holding a stick behind it. The mule would move towards the carrot because it wants the reward of food, while also moving away from the stick behind it, since it does not want the punishment of pain, thus drawing the cart. -Wikipedia Free Encyclopedia-

Semester satu akan berakhir dengan dimulainya ulangan umum di bulan Desember 2011 ini. Seperti dalam ulangan harian, Biasanya putri kami akan mengelak dari tugas belajarnya dengan melakukan banyak kegiatan yang tidak perlu untuk menghindari belajar, mulai dari main, nonton tv, bermain ke rumah neneknya, bahkan pergi jalan-jalan. Perhatian istriku yang sebagian besar tertuju pada anak kedua kami dimanfaatkan dengan sebaik mungkin oleh putri kami untuk tidak belajar. Pada momen ini, aku bisa menggunakan metode marah-marah atau menggunakan kemucing untuk  membantunya belajar lebih tekun, tapi kelak metode ini tidak akan bisa bertahan lama dan  memudar pelahan-lahan seiring dengan pertumbuhan usianya. 


Anak yang terlalu sering dimarahi dan dipukuli akan terbiasa dengan kehidupan tersebut dan akan menganggap normal kekerasan yang terjadi pada dirinya ataupun kekerasan yang dilakukan dirinya kepada orang lain dan aku bukanlah ayah yang cukup tolol untuk menggunakan metode itu. Iseng-iseng aku mencoba metode carrot and stick yang biasa digunakan oleh banyak perusahaan untuk memacu pegawainya berprestasi. Metode carrot and stick sebenarnya cukup simple dan sangat berguna untuk diterapkan  untuk anak-anak kita karena pada umumnya anak-anak kita memiliki hubungan yang jauh lebih dekat dengan kita daripada kolega yang menjadi bawahan di kantor. Intinya ada pada rasa saling percaya antara anak dan ortu, yup konsep memang selamanya mudah dibandingkan dengan praktek, benarkah?.............


Untuk memulai metode ini aku bertanya pada putriku, "yuyu mau apa nanti waktu liburan semester satu?" "mau mainan di funworld 10x", jawabnya. menurutku itu bukan permulaan yang baik karena bermain 10x di funworld tidak akan membuatnya menjadi puas tapi malah menjadi kecanduan main disana. Dengan hati-hati aku mundur dari pertanyaan yang salah itu dan memikirkan strategi lain sementara waktu ulangan umum berdetak semakin dekat. Hari sabtu terakhir sebelum Ulangan Umum yang dimulai hari senin, aku masih belum mendapatkan solusi untuk carrot and stick, bukan karena aku kekurangan ide, tapi karena ide itu lebih banyak disita oleh tempatku bekerja daripada untuk putri kesayanganku itu. Hari itu aku bertekat untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan ketenangan belajar yang tidak perlu dipaksakan kepada putriku. 


Kami berdua berjalan-jalan di gramedia dan sepintas terbit ideku untuk melanjutkan negosiasi yang tertunda itu,"coba lihat, bagus sekali pensil pilot ini ya, waaah pensil warnanya juga cakep, penghapus bulat ini juga manis" rayuanku termakan dengan mudah. Yuyu memang tertarik dengan benda-benda sekolah dan akupun mulai bernegosiasi, "yuyu mau semua ini", "mau, beliin dong pi" rajuknya manja. "oooo, bisa aja tapi.....", " tapi apa?" tangkisnya "tapi papi ada permintaan sedikit, gimana? bisa nda?", "apa itu?"tanyanya penuh curiga. "papi mau kamu belajar agar nilai ulangan umum-mu diatas tujuh semua, papi tidak perlu nilai seratus cukup nilai tujuh" kataku. "kalau nilai enam lima, gimana pi?"tanyanya "kalo ada satu yang dapat nilai enam lima, berarti ga jadi beli sayang"tangkisku. "oooo, jadi mesti nilai tujuh semua ya?, kalau tujuh lima?", " kalau tujuh lima ya bagus dong" kataku, "enam delapan?", "nda bisa", "enam sembilan?", "ndaaaa", "ooo harus persis tujuh atau tujuh lebih ya pap?" "yup, baru kamu dapat tiga barang tadi....plus diary cantik ini", "mauuu"rajuknya manja, "oke, belajar dulu dong" jawabku. Hari itu kami tidak berlama-lama di gramedia karena yuyu memintaku pulang lebih awal untuk......belajar, sesampai di rumah perjanjian tersebut kuratifikasi di selembar kertas dan kutanda-tangani untuk disimpan di dompet pensilnya. Pengen tau hasil ujiannya? nda perlu diceritain deh, cukup kuceritakan bahwa disuatu hari sabtu siang yang indah, si kecil yuyu berjalan keluar dari gramedia dengan membawa kantung plastik berlogo gramedia di tangan kanannya.   

Sunday, January 29, 2012

29 September 2011 -Minuet-

"A minuet, also spelled menuet, is a social dance of French origin for two people, usually in 3/4 time. The word was adapted from Italianminuetto and French menuet, and may have been from French menu meaning slender, small, referring to the very small steps, or from the early 17th-century popular group dances called branle à mener or amener." -Wikipedia the free encyclopedia-

"Papi, beliin piano dong, kata miss sekarang belajar pianonya tambah susah dan butuh piano untuk dibuat belajar dirumah loh..."rajuk putri kecilku sepulangnya dari kursus piano yang diikutinya. Waduh, piano bukan barang yang murah bagi keluarga kami, belum lagi keadaan lingkungan rumah kami di Jakarta yang sering diserang dengan "bencana" banjir kiriman dari wilayah tetangga. rasanya aku mulai menyesal memasukkan putri kami ke tempat kursus musik tersebut, sungguh kursus yang mahal.

Iseng-iseng aku mendatangi sebuah toko musik dan bertanya tentang harga piano yang dijual di toko tersebut. harganya masih mahal, tetapi kami masih berkesempatan untuk memilikinya jika kami mencicil alias kredit. hmm....sebenarnya jika dicicil, ringan juga, tapi aku khawatir jika harus membeli piano tersebut langsung, khawatirnya dengan niat putri kecil kecilku, jangan-jangan nanti pianonya dinganggurin? Terbetik ide, kenapa tidak dicoba kesungguhannya? caranya? hmmm aku dapat caranya....

"Yuyu mau punya piano? kalau mau punya piano ada syaratnya, setiap kali kamu dan papi ke toko musik ini, kamu harus mainkan papi "Minuet" dengan piano yang ada di toko ini." Seperti dugaanku, yuyu menyetujuinya, dan akhirnya selama hampir 3 bulan Yuyu dan aku sering datang ke toko tersebut hanya untuk mendengarnya memainkan "minuet", hasilnya ia lulus dalam tes dasar piano-nya karena memainkan minuet dengan nada sempurna.

Piano itu sebenarnya sudah kubeli dan dicicil sebulan sejak kami datang ke toko musik tersebut untuk pertama kalinya, namun yuyu tidak pernah menyadari bahwa piano-nya sudah dibeli karena aku meminta kepada penjualnya untuk tidak mengirimkan piano tersebut sebelum ia lulus tes dasarnya......ah minuet, betapa indah nada itu di telingaku.