Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.
Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.
Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka ada alam pikiran tersendiri.
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu.
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.
Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.
Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.
Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.
(Kahlil Gibran 1883-1931)
Pagi yang cerah dan indah ini seakan memberi tanda bagi putri kami untuk memasuki gerbang Sekolah Dasar. Dia telah bangun pagi dengan kebahagiaan dan kebanggaan karena hari ini dia telah berhak untuk memakai seragam putih dan rok merah serta topi yang berlogo Tut Wuri Handayani. Ya, itu adalah seragam Sekolah Dasar yang akan dilaluinya, jika normal, selama enam tahun ke depan. Enam tahun yang akan membangun karakter dalam dirinya.
Sesaat ketika memandang istriku yang kerepotan dengan perangkat sekolahnya, aku melihat kecemasan seorang ibu terhadap masa depan putrinya. Kami berdua memiliki berbagai macam pertanyaan tentang bagaimana karakter kecil ini mampu terbentuk dengan kuat tanpa intervensi yang berlebihan dari orang tuanya.
Harapan kami tidak berlebihan, kami hanya ingin putri kecil ini tumbuh menjadi seseorang yang berguna bagi sesamanya, terlepas dari apapun cita-citanya nanti di kemudian hari. Semoga kami tidak berlebihan dalam pengharapan dan tidak berharap terlalu lebih kepada putri kami yang istimewa ini.
No comments:
Post a Comment