Pages

Friday, September 2, 2011

17 Juni 2011 –Selamat tinggal Taman Kanak-Kanak-

Satu-satu daun-daun berguguran tinggalkan tangkai-nya
Satu-satu burung kecil beterbangan tinggalkan sarangnya
Jauh-jauh tinggi ke langit yang biru

Sore itu merupakan salah satu dari sekian hari yang cerah dan panas di kota Jakarta, ketika aku menyadari bahwa lagu “andaikan aku punya sayap” gubahan dewi lestari yang dinyanyikan oleh guru KB dan TK di tempat putri kami bersekolah merupakan akhir dari cerita masa lima tahun pertama putri kami dan awal dari perjuangannya menuju gerbang kedewasaan untuk melihat indahnya dunia.

Sesaat air mata haru mengembang di pelupuk mata, mendengar para guru yang saat itu menyanyi. Lagu sederhana tersebut merupakan sekelumit perasaan yang keluar dari hati para guru mengingat bahwa perpisahan mereka hari itu untuk melihat anak didiknya terbang menuju ke angkasa, sementara mereka akan terus mengabdi dalam rentangan waktu ditempat yang sama untuk memberikan didikan terbaik kepada anak-anak yang silih berganti akan tumbuh menjadi dewasa.

Jika aku menoleh ke belakang, ke masa ketika kami pun harus berpisah dengan guru-guru kami, kami tidak menyadari bahwa perpisahan tersebut mungkin juga membuat guru kami merasa sedih, bangga dan perasaan campur aduk melihat anak didik mereka menapaki landasan awal dari kehidupan untuk mengepakkan sayap kami menuju ke angkasa. Hari ini ketika melihat putri kami dan teman-temannya menyanyi riang gembira, berlari dan berkejaran, aku melihat sekelumit air mata dari ibu kepala sekolah, entah itu air mata bangga, air mata haru atau air mata untuk keduanya.

Di sore itu, aku menengadah ke awan dan berdoa di dalam hati agar Tuhan mau menyayangi para Guru dimanapun mereka berada dan semoga putri kami mampu menyadari pengorbanan mereka, lebih cepat daripada papinya yang baru menyadari ketika usianya menginjak angka tiga puluhan. Terima kasih atas pengorbananmu Bapak dan Ibu Guruku. 

No comments:

Post a Comment