Pages

Friday, September 2, 2011

26 Juni 2011 –Putri yang khawatir-


Hari yang cukup mendebarkan ketika kemarin lusa istriku masuk rumah sakit akibat kontraksi dari kehamilannya yang masih memasuki delapan bulan lebih. Putri kami yang kedua dijadwalkan akan lahir pada akhir july 2011, namun entah kenapa rencana tersebut berakhir berantakan dan akibatnya proses kelahiran direncanakan, maju satu bulan lebih awal ketika pada akhirnya kontraksi yang berkepanjangan itu membuahkan pembukaan kelahiran yang mengakibatkan kelahiran normal.

Putri kedua kami lahir prematur, sore ini ketika matahari mulai terbenam di ufuk barat, dengan selamat. Suara teriakan tangisan yang pertama terdengar begitu kencang menandakan paru-parunya yang sehat. Selamat datang anakku, selamat bergabung dalam keluarga kecil kami. Semoga engkau selalu sehat dan memberikan warna yang berbeda dalam hidup kami.

Sekilas kulihat adanya perasaan senang bercampur cemas dari putri kami yang pertama. Senang karena setelah menanti selama enam tahun akhirnya ia memiliki seorang adik, cemas karena dalam dirinya terjadi suatu pertentangan batin mengenai kepastian kasih sayang yang terbagi. Akankah diriku kan tetap menjadi pujaan papi dan mamiku? Akankah adikku akan merebut semua kasih sayang itu dariku? Pertanyaan lumrah dari setiap anak yang telah mendapat curahan kasih sayang sempurna selama enam tahun.

Hari ini aku bertanya pada diriku sendiri, mampukah kami bersikap adil padanya dan kepada adiknya? Mampukah aku menyayangi dirinya sama seperti dulu waktu putri kedua kami belum lahir? Mampukah aku bersikap adil, meskipun kadang keadilan berarti tidak adil bagi salah satu diantara keduanya?  Meskipun gamang terhadap kedua pilihan itu, aku bertekad untuk tetap tidak mengecewakan keduanya, semoga Tuhan merestui tekadku ini. 

No comments:

Post a Comment