Pages

Thursday, April 12, 2012

9 April 2012 -Selamat Jalan Kung Kung-

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
2 Timotius 4:7-8


Pagi hari ini kung-kung kami meninggal. Kung-kung adalah sebutan yuyu untuk kakek dari ayah kandung istriku. Sudah hampir 4 bulan kung kung dirawat karena jatuh dari lantai kamar mandi di rumahnya. Sejak jatuh hingga hari dimana ia meninggal, kung kung hampir tidak pernah sadar dan berbicara lagi kepada kami. Bagi kami, kehilangan kung kung hari ini sebenarnya merupakan faktor penentu dari hubungan yang tidak pasti selama hampir 4 bulan ini. Meskipun sedih, kami merelakan kepergiannya dan bersyukur ia telah lepas dari penderitaan di dunia ini dan kembali ke Sang Pencipta.

Hubungan yuyu dengan kung kung mungkin kurang dekat karena faktor jarak lokasi yang berjauhan, usia diantara keduanya dan karakter kung kung sendiri yang memang cenderung pendiam. Tulisan ini sendiri dibuat agar Yuyu sedikit banyak dapat mengetahui cerita tentang pribadi kung-kung yang telah meninggalkan dirinya.

Kung kung lahir pada masa republik ini masih belum merdeka dan sedang berjuang untuk itu. Ia merupakan anak tertua dari 8 bersaudara, masa-masa itu merupakan masa sulit yang tak perlu diceritakan, sehingga mengharuskan ia menjadi orang kedua setelah ayahnya yg bertanggung jawab utk keluarga. Kung kung mengorbankan masa sekolahnya untuk bekerja dan ia membantu menyekolahkan adik-adiknya, membesarkan mereka hingga berkeluarga satu demi satu.

Rumah keluarga mereka di cepu merupakan saksi dari kerja keras kung-kung dalam mengumpulkan saudara2nya, yang satu demi satu ia lepaskan dengan mandiri. Kadang untuk tujuan tersebut, kung kung harus mengorbankan waktu, tenaga dan dana yg diperuntukkan bagi keluarganya, kasih sayangnya terhadap saudara2nya kadang membuat dirinya terkesan tidak tegas bagi keluarganya sendiri, sebuah konsekuensi yang diterimanya dengan sabar.

Kesabaran kung-kung ibarat langit tak berbatas, nada suaranya hampir tidak pernah tinggi, perdebatan dengan pho-pho bahkan mirip seperti dua orang yang sedang berdiskusi. Jika marah, kung kung lebih banyak menghindar dan diam. Perselisihan adalah hal yang tabu bagi dirinya, mengalah adalah pilihannya. Sepanjang ingatan mami, ia tidak pernah dipukul oleh kung kung, kecuali omelan biasa yang tidak panjang lebar. Bagi kung kung, dirinya adalah prioritas belakangan, orang yang menurutnya lebih penting akan selalu diprioritaskan, bahkan bila perlu dengan mengorbankan dirinya.

Selain kesabaran, kung kung juga memiliki keyakinan yang kuat, sekali memilih pantang untuk berhenti di tengah jalan, ia akan melakukan langkahnya dengan pasti tanpa penyesalan dan dalam setiap langkahnya, terdapat iman yang teguh, Tuhan adalah pemimpinnya.

Dimasa tuanya, kung kung yang lelah bekerja, hidup dalam kesederhanaan, tangannya yang dulu kuat tidak mampu lagi utk mengangkat beban berat, matanya yang dulu cermat dalam bekerja terkikis habis oleh usia, diabetes menjadi penyakit yang menyertai dirinya mirip sahabat setia. Namun setiap menatap mata kung kung, papi selalu melihat sorot mata kebanggaan dari seorang kakak. Seorang kakak yang bertanggung jawab sedemikian besar bagi orang tuanya dan berkorban sedemikian besar bagi adik-adiknya. Sungguh kualitas seorang kakak yang tidak ada duanya.

Yuyu, seorang kakak tertua mewarisi semangat dari kedua orang tuanya untuk melindungi adik-adiknya. Kakak tertua punya tugas dan tanggung jawab yang berat untuk membuat dirinya secepat mungkin menjadi mandiri dan kemudian berusaha untuk membuat adik-adiknya untuk menjadi mandiri juga. Ingatlah itu yu, kamu adalah teladan bagi mereka adik-adikmu, dari kamulah mereka belajar untuk bersatu atau pecah berantakan.

Hari ini, ketika kung kung berpulang, papi berharap mami bisa memahami nilai perjuangan yang telah kung kung lakukan selama ini, perjuangan itu layak mendapatkan kebanggaan terdalam di hati setiap anak-anak kung kung, termasuk mami, karena kung kung, lepas dari segala kekurangannya merupakan perwujudan sempurna dari gambar dan rupa Tuhan selaku gembala yang baik bagi adik dan keluarganya.

No comments:

Post a Comment